May 21, 2012

Hidup (Memang) Adalah Pilihan


Tiga minggu ke depan ini saya mendapat tugas negara di Jakarta. Alhamdulillah bisa naik pesawat gratis lagi dan tentu saja bisa jalan-jalan. Meninggalkan sejenak rutinitas juga merupakan sebuah bonus bernilai. Di Jakarta juga bisa bersua kembali dengan beberapa teman semasa kuliah dulu. Menyenangkanlah pokoknya.

Namun hal itu menjadi kegalauan bagi saya. Penyebabnya tidak lain karena di saat yang bersamaan saya ada jadwal Ujian Akhir Semester. Saya sudah mengusahakan untuk menghadap semua dosen, dan hasilnya saya harus bersiap-siap ujian sendiri, mendapat tugas tambahan, diberi nilai minimalis dan tidak diberi nilai. Resiko terbesar yang mungkin saya hadapi adalah mengulang mata kuliah di semester lain. Rugi waktu tentu saja.




Namun itu konsekuensi atas pilihan saya. Konsekuensi atas keputusan saya untuk kuliah dengan normal di saat sebenarnya banyak tawaran dari teman-teman untuk membeli ijazah saja. Itu konsekuensi atas prinsip hidup yang saya pegang. Saya pun tidak mungkin mendahulukan kepentingan pribadi (kuliah) diatas kepentingan negara. Ciyeehhhh, PPKN banget.

Hidup memang sering membawa kita ke pilihan-pilihan sulit. Namun dengan prinsip-prinsip yang kita pegang, kita pasti bisa memilih. Mungkin pilihan itu dianggap tidak tepat oleh orang lain. Namun percayalah mereka yang hidup dengan prinsip-prinsipnya adalah orang-orang yang berada di jalan yang benar menuju apa yang mereka cita-citakan. Dan tentu saja kita harus siap dengan semua konsekuensi dari prinsip yang kita pegang.

(Kemanggisan, 21 Mei 2012)


(Pict Taken From http://kiqi.student.umm.ac.id/files/2010/07/stress-cartoon.jpg)

1 comment:

  1. ole2 dong kaka!
    jersey gitu :p
    kan tinggiji uang sakunya, toh?

    ReplyDelete